Benarkah Keseringan Kerja Shift Malam Picu Jantung Koroner?

Kamis, 04 Januari 2024 - 09:39 WIB
loading...
Benarkah Keseringan...
Orang dengan kualitas tidur yang rendah dan durasi tidur kurang dari 4 jam per hari, sebanyak 34% mengalami penyakit jantung koroner. Foto Ilustrasi/iStock
A A A
SURABAYA - Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebut kematian setiap tahun akibat penyakit jantung mencapai 17,8 juta orang. Tiap 40 detik 1 dari 6 kematian terjadi di dunia akibat serangan jantung. Di Indonesia, angka kematian mencapai 650.000 orang per tahun.

Jumlah penduduk Indonesia yang mengalami penyakit jantung mencapai 2.784.064 orang. Dari 1.000 orang penduduk di Indonesia, 15 orang di antaranya mengalami penyakit jantung. Dan paling sering ditemukan pada usia produktif yaitu 30-50 tahun.

Menurut Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surabaya Firman, penyakit jantung koroner merupakan kondisi penyempitan pada pembuluh darah koroner yang disebabkan oleh sumbatan aterosklerosis atau plak ateroma.



Awalnya plak ukuran kecil menempel pada dinding pembuluh arteri koroner, namun lama-lama plak makin banyak sehingga penyempitan makin besar. Akibatnya darah terhambat tidak bisa mengalir pada bagian otot jantung tertentu, di situlah timbul rasa nyeri pada bagian dada seperti tertimpa beban berat dan menjalar ke punggung atau lengan.

“Gejala ini biasanya bisa berkurang dengan istirahat, namun jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit makin parah dan gejalanya pun makin berat dan tidak berkurang walaupun istirahat,” terang Firman di Surabaya belum lama ini.

Dia mengatakan, penyebab paling sering penyakit tersebut adalah gaya hidup tidak sehat seperti pola makan, kurang beraktivitas, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan stres. Namun, banyak orang belum menyadari bahwa pola tidur yang rendah juga bisa berisiko 3 kali lebih besar mengalami penyakit jantung koroner daripada orang dengan pola tidur yang bagus.

Firman menjelaskan, sebuah penelitian longitudinal yang dilakukan oleh Shen et al (2023) pada 400.000 orang di Taiwan, yang diikuti selama 5 tahun, menemukan bahwa orang dengan kualitas tidur yang rendah dan durasi tidur kurang dari 4 jam per hari, sebanyak 34% mengalami penyakit jantung koroner.

Pada saat yang sama, salah satu alasan pola tidur rendah karena bergadang atau jaga malam. Untuk melihat hubungan keduanya, studi Brigham and Women's Hospital dan Harvard Medical School (HMS) di Amerika Serikat menjelaskan bahwa bekerja shift malam selama 10 tahun berisiko 15-18 persen lebih tinggi bisa mengalami penyakit jantung koroner.



“Sift malam bukanlah faktor yang secara langsung bisa menimbulkan penyakit jantung koroner. Namun, faktor lain yang memiliki risiko secara langsung harus dikendalikan seperti obesitas. Hal ini dapat kita kendalikan dengan olahraga teratur dan pola makan yang sehat agar berat badan tidak berlebih hingga menimbulkan obesitas,” beber Firman.

Ia menegaskan, jika seseorang sedang shift malam usahakan berikan waktu istirahat sejenak di sela-sela waktu. Walaupun cuma sebentar, hal itu sangat penting bagi tubuh untuk mempertahankan waktu istirahat yang cukup, serta bisa memulihkan kembali energi yang telah digunakan.

“Menjaga pola makan dan olahraga teratur juga dapat mencegah hipertensi, dislipidemia, dan penyakit lain yang bisa memicu terjadinya penyakit jantung koroner. Selain itu dengan tidak merokok dan menghindari konsumsi alkohol serta menjaga pola tidur yang cukup, sangat penting dan efektif mengurangi risiko penyakit jantung,” pungkasnya.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1589 seconds (0.1#10.140)